
Logo Himagrotek unsri
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
LAPORAN PRAKTIKUM AGROHIDROLOGI
“PENGAMATAN AIR
TANAH DAN AIR PERMUKAAN”

OLEH
:
M.
DENI
05071281419188
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDERALAYA
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Air merupakan salah satu unsur
yang vital dalam kehidupan. Air dapat ditemukan disemua tempat dipermukaan bumi
ini. Air merupakan sumber daya abiotik yang keberadaannya tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan hidup manusia
bersinggungan langsung dengan air. Misalnya, air digunakan untuk keperluan
minum, memasak, mencuci, dan lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita
jadikan titik tolak untuk menyimpulkan seberapa penting peran air bagi
kehidupan yang ada dibumi.
Namun pada kenyataannya, dewasa
ini penggunaan air terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat
menyebabkan penggunaan air juga turut meningkat. Akibatnya, kelangkaan air
bersih pun terjadi. Apalagi disaat musim kemarau seperti sekarang ini, banyak
sekali deretan orang yang mengantre untuk mendapatkan air bersih. Kelangkaan
air bersih ini merupakan salah satu masalah yang harus segera ditanggulangi.
Tanah memiliki
sifat-fisik yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Salah satu sifat fisik
tanah yaitu kadar air tanah. Kadar air tanah merupakan banyaknya air tanah yang
hilang bila massa tanah dikeringkan alam oven bersuhu 1050C sehingga
diperoleh berat kering tanah yang tetap. Air yang hilang karena pengeringan
merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Kadar air tanah
dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume
tanah. Air merupakan senyawa yang penting yang dibutuhkan makhluk hidup.
Keberadaan air juga berpengaruh pada proses pelapukan mineral dan bahan-bahan
organik dalam tanah. Dengan air maka dapat terjadi reaksi dalam tanah yang akan
membantu kelarutan unsur hara yang penting untuk tanaman. Air juga berfungsi
sebagai media transport hara ke akar-akar tanaman. Tetapi jika ketersediaan air
terlalu banyak maka akan membatasi pergerakan udara dalam tanah dan menghambat
respirasi tanaman sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati. Begitu pula
sebaliknya, jika kekurangan air maka tanaman tidak dapat melakukan aktivitasnya
dan secara perlahan tanaman juga akan mati kekeringan.
Berdasarkan hal
tersebut, maka di butuhkan ketersediaan air yang cukup sehingga perlu dilakukan
praktikum untuk mengetahui kadar air dalam tanah.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami mengenai air tanah dan
air permukaan.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Air Tanah
Air
tanah (groundwater) merupakan air
yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah ditemukan pada aliran air di
bawah permukaan tanah. Pergerakan air tanah sangat lambat, kecepatan arus berkisar
antara 10-10-10-3 m/det dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari
lapisan tanah, dan pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan
air tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu
tinggal yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena
pergerakan yang sangat lambat dan waktu yang tinggal lama tersebut, air tanah
akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran (Hefni E, 2003).
Air
permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air
lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang
mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheads atau drainage basins.
Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan
(surface run off) dan air yang
mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai (river run off). Sekitar 60 % air yang masuk ke sungai berasal dari
hujan, pencairan es/salju (terutama untuk wilayah ugahari), dan sisanya berasal
dari air tanah.Wilayah di sekitar daerah aliran sungai yang menjadi tangkapan
air disebut catchment basin.
Kadar air tanah
dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume
tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikeringkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu
tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandung dalam tanah tersebut. Menurut Hardjowigeno (1992), bahwa air
terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan
gravitasi.
Karena adanya gaya-gaya
tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
1. Air
hidroskopik adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat
digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah
dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir
tanah.
2. Air
kapiler adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara
sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari
gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal
(ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan
air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
Menurut Hanafiah
(2007), bahwa koefisien air tanah merupakan koefisien yang menunjukkan potensi
ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
1. Jenuh
atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah
terisi oleh air.
2. Kapasitas
lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai
menipis, sehingga tegangan antara air dan udara meningkat hingga lebih besar
dari gaya gravitasi.
3. Koefisien
layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah
lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas dan mempertahankan
turgornya.
4. Koefisien
higroskopis adalah kondisi dimana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya
matrik tanah.
Kondisi jika kelebihan
atau kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air
dalam tanah dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan
tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah
dan vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa
kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan
tanah (Madjid, 2010).
Air tersedia biasanya
dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapang dan koefisien layu.
Kadar air yang diperlukan tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman
dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tapi
jika mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang cepat sehingga
dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan
air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman & Brady,
1982)
Menurut Madjid, 2001
adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :
1. Kadar
Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih
banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga
lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organik tanah maka makin tinggi
kadar air dan ketersediaan air tanah.
2. Kedalaman
Solum atau Lapisan Tanah Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume
simpan air tanah, semakin dalam lapisan maka ketersediaan dan kadar air tanah
juga semakin banyak.
3. Iklim
dan Tumbuhan Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada
jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuhan dalam tanah.
Perubahan iklim mempengaruhi efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air
yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan
ketahanan pada keadaan kekeringan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor
pertumbuhan yang berarti.
4. Senyawa
Kimiawi Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non
alamiah mempunyai gaya osmotik yang dapat menarik dan menghidrolisis air
sehingga koefisien laju meningkat.
5. Tekstur
tanah Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah.
Perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk
mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air
dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah
bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu.
Faktor lain yang
mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan
peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu
menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan
terisi oleh air. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang
menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya
tarik gravitasi (Madjid, 2010).
Air yang dapat ditahan
oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap
sehingga tanah makin lama semakin kering. Ketika akar tanaman tidak mampu lagi
menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).
Titik layu permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai
tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu.
Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari (Anonim, 2012).
Air tawar berasal dari
dua sumber, yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah (ground water).
Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan
air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang
mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheads atau drainage basins.
Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan
permukaan (surface run off) dan air
yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai (river run off). Sekitar 60 % air yang
masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es/salju (terutama untuk wilayah
ugahari), dan sisanya berasal dari air tanah.Wilayah di sekitar daerah aliran
sungai yang menjadi tangkapan air disebut catchment basin.
Air hujan yang jatuh ke
bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar bahan-bahan terlarut atau unsur
hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya bersifat asam, dengan nilai pH
sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang terdapat di
atmosfer, misalnya gas karbondioksida (CO2), sulfur (S), dan
nitrogen oksida (NO2) yang dapat membentuk asam lemah. Setelah jatuh
ke permukaan bumi, air hujan mengalami kontak dengan tanah dan melarutkan
bahan-bahan yang terkandung di dalam tanah (Hefni. E, 2003).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan tempat
Adapun praktikuum ini
dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2016 Pukul 12.30 - 15:00 WIB s-d selesai,
yang bertempat di Lahan Arboretum dan Lahan Rawa Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya Inderalaya.
3.2
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan
yang digunaka pada praktikum ini adalah : 1. Bor
tanah
2. Meteran 3. Pipa Well 4. Papan Piscall.
3.3.
Cara kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini
adalah :
a.
Cara kerja pipa piscall adalah :
1.
Siapkan papan piscall
2.
Letakkan papan piscall dialiran siring
(gorong-gorong)
3.
Amati setiap hari.
4.
Catat hasil.
b.
Sedangkan cara kerja pipa well adalah :
1.
Siapkan semua alat, sepeti bor, pipa
well, dan meteran.
2.
Bor tanah sedalam 200 cm (tanah yang
dibor ada 2, yaitu tanah yang didarat dan tanah yang dirawa)
3.
Masukkan pipa well kedalam lubang bor di
kedua tempat tersebut.
4.
Ukur dengan menggunakan meteran tinggi
pipa diatas permukaan tanah dan air.
5.
Amati dan hitung tinggi muka air tanah
setiap hari.
6.
Catat hasil.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel
pengamatan
Hari/tanggal
|
Waktu
|
Papan Piscall (cm)
|
Pipa Well
|
|
Muka Air Tanah
|
||||
Tanah
|
Air
|
|||
Kamis, 31 Maret 2016
|
15:30
|
30
|
-43
|
35
|
Jumat, 1 April 2016
|
15:03
|
29
|
-52
|
37
|
Sabtu, 2 April 2016
|
17:30
|
30
|
-65
|
40
|
Minggu, 3 April 2016
|
15:00
|
30
|
-52
|
41
|
Senin, 4 April 2016
|
16:45
|
28
|
-45
|
25
|
Selasa, 5 April 2016
|
16:00
|
28
|
-61
|
39
|
Rabu, 6 April 2016
|
15:30
|
30
|
-29
|
25
|
Kamis, 7 April 2016
|
15:30
|
30
|
-30
|
20
|
Jumat, 8 April 2016
|
15:06
|
29
|
-52
|
37
|
Sabtu, 9 April 2016
|
16:00
|
27
|
-38
|
55
|
Minggu. 10 April 2016
|
17:24
|
27
|
-38
|
61
|
Senin, 11 pril 2016
|
17:54
|
25
|
-26
|
46
|
Selasa, 12 April 2016
|
16:30
|
27
|
-93
|
41
|
Rumus
untuk mencari air permukaan tanah :
Muka Air Tanah= Tinggi bawah – Tinggi pipa ditanah |
Jika : Tanda (+)
menunjukkan air berada diatas muka tanah
Tanda (-) menunjukkan air berada
dibawah muka tanah
4.1. Pembahasan
Air permukaan adalah
air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain, yang tidak
mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu
badan air disebut watersheads atau drainage basins. Air yang mengalir dari
daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan (surface run off) dan air yang mengalir di sungai menuju laut
disebut aliran air sungai (river run off).
Sekitar 60 % air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es/salju
(terutama untuk wilayah ugahari), dan sisanya berasal dari air tanah.Wilayah di
sekitar daerah aliran sungai yang menjadi tangkapan air disebut catchment
basin.
Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan pada pipa well dan papan
piescall menunjukkan bahwa pada papan piescall tinggi air berkisar
antara 27 cm -30 cm. Pipa piescall ini berfungsi untuk mengukur tinggi muka air
pada saluran. Titik yang kami gunakan pada pengamatan papan piescall hanya ada
1, yaitu pada saluran air yang terdaat dijalan menuju Arboretum.Pengamatan
dilakukan setia sore hari selama
2 minggu.Hasil yang
kami mati pada pipa piescall menunjukkan tinggi muka air pada saluran relatif
normal tiap harinya.

Sedangkan
pengamatan yang dilakukan pada pipa wells kami lakukan juga setiap sore hari
selama 2 minggu. Pipa wells ini kami letakkan
pada 2 titik yaitu didarat dan di air . Sebelum pipa wells dibenamkan kedalam
tanah terlebih dahulu tanah tersebut di buat sumur menggunakan bor tanah
.Setelah itu barulah dimasukkan pipa wells dengan panjang 200cm. Fungsi dari
pipa wells adalah untuk mengukur tinggi muka air tanah yang dilakukan melalui
sumur pengamatan (wells) yang dibuat dari pipa paralon. Pipa tersebut dilubagi
pada sisi-sisinya kemudian dilapisi dengan ijuk.Lubang pipa bagian atas ditutup
dan hanya dibuka pada saat melakukan pengamatan.

Pengamatan
yang dilakukan pada titik pertama yaitu pipa wells yang berada di darat
berturut-turut selama 13 hari antara lain : - 43, -52, -65, -52, -45, -61, -29,
-30, -52, -38, -38, -26, dan -93. Hasil pengamatan menunjukkan nilai minus (-)
ini berarti air berada dibawa muka tanah. Sedangkan pipa wells yang diletakkan
pada titik kedua (pipa wells yang berad diair) menunjukkan nilai berturut-turut
antara lain : 35, 37, 40, 41, 25, 39, 25, 20, 37, 55, 61, 46, dan 41. Hasil
pengamatan menunjukkan nilai positif (+) ini berarti air berada diatas muka
tanah.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah :
1. Air
tanah (groundwater) merupakan air
yang berada di bawah permukaan tanah.
2. Air
tanah ditemukan pada aliran air di bawah permukaan tanah. Pergerakan air tanah
sangat lambat, kecepatan arus berkisar antara 10-10-10-3 m/det dan dipengaruhi
oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air.
3. Karakteristik utama yang membedakan air tanah
dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang
sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun.
4. Air
permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air
lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah.
5. Areal
tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheads atau drainage
basins. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan
permukaan (surface run off) dan air
yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai (river run off).
5.2
Saran
Adapun
saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah agar praktikan dapat
mengikuti praktikum dengan baik agar dan mendengarkan apa yang di sampaikan
asisten seta membawa alat dan bahan
praktikum yang dibutuhkan demi kelancaran praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2012. Air Permukaan Tanah. UI Press.
Jakarta
Buckman,
H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah.
Bharata Karya Aksara: Jakarta.
Buckman
dan Nyle.C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya
Aksara. Jakarta.
Hanafiah,
K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah.
Rajawali Pers: Jakarta.
Hardjowigeno.
S., 1992. Ilmu Tanah. Penerbit
Akademika Pressindo: Jakarta.
Hefni.
E. 2003. Basis Pengolahan
Sumber Daya Alam Lingkungan Peaairan. Kanisius.
Jogjakarta.
Madjid.
2010. Kadar Air Tanah. http://repository.usu.ac.id.pdf//Kadar-Air-Tanah
diakses pada Jumat, 05 Mei 2016 pukul
15.28 WIB.
SEMOGA
BERMANFAAT
0 comments:
Post a Comment